Stasiun Juwana
Stasiun Juwana
| |||
---|---|---|---|
Lokasi |
| ||
Koordinat | 6°43′14″S 111°8′55″E / 6.72056°S 111.14861°E | ||
Operator | |||
Letak | |||
Layanan | - | ||
Konstruksi | |||
Jenis struktur | Atas tanah | ||
Informasi lain | |||
Kode stasiun |
| ||
Sejarah | |||
Dibuka | 1884 | ||
Ditutup | 1992 | ||
Nama sebelumnya | Station Joana (1886-1950)
| ||
Perusahaan awal | Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij | ||
Lokasi pada peta | |||
Stasiun Juwana (JU) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Doropayung, Juwana, Pati. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang serta merupakan stasiun utama kedua di Kabupaten Pati.
Dalam sejarahnya, stasiun ini diresmikan oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Perusahaan ini disahkan sebagai badan hukum pada tanggal 18 Maret 1881 berdasarkan konsesi tertanggal 1 Desember 1879,[3] bertujuan untuk menghubungkan wilayah Lingkar Muria Raya dengan Semarang menggunakan moda kereta api. Sesuai namanya (Samarang–Joana), pertama-tama perusahaan ini membangun jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Samarang Centraal (Jurnatan) melalui Demak, Kudus, dan berakhir di Juwana.[4][5]
Untuk menjangkau daerah lainnya di Lingkar Muria, dari stasiun ini kemudian dibangun kelanjutan menuju Rembang dan berakhir di Jatirogo. Selain itu dari Juwana juga dibangun percabangan menuju Tayu. Semua jalur menggunakan lebar sepur 1.067 mm.[6]
Terkait dengan penamaan kecamatan Juwana, dahulu nama tempat ini oleh orang Belanda disebut Joana, bahkan nama "Joana" terdapat pada nomenklatur perusahaan ini.
Jalur dan stasiun ini kemudian terus beroperasi di bawah bendera DKA, PNKA, hingga masa-masa emas PJKA sepanjang dekade 1970-an. Walaupun jalurnya sudah dimiliki oleh DKA, SJS baru dilikuidasi pada tahun 1959 bersamaan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1959 oleh Soekarno.
Jalur-jalur SJS ini terus berguguran. Jalur Juwana–Tayu ditutup tahun 1975, sedangkan jalur Kemijen–Rembang ditutup tahun 1986. Tetapi perlu dicatat bahwa dalam catatan dan foto yang dibuat dan dipotret oleh Michiel van Ballegoijen de Jong dalam bukunya yang berjudul Spoorwegstations op Java, ternyata jalur tersebut belum dibongkar[7] sebelum akhirnya dibongkar seluruhnya pada tahun 1996, ditandai dengan penutupan jalur Rembang–Blora dan Wirosari–Kradenan.
Saat ini stasiun ini dimanfaatkan sebagai gelanggang bulu tangkis oleh warga setempat dan tidak ada reaktivasi untuk jalur dan stasiun ini.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij.
- ^ Sahari), Besari, M. Sahari (Mohamad (2008). Teknologi di Nusantara : 40 abad hambatan inovasi. Jakarta: Salemba Teknika. ISBN 9789799549259. OCLC 271921449.
- ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee.
- ^ Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS.
- ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java.
- ^ "Mungkinkah Kereta Api Kembali ke Pati?". MuriaNewsCom. 2016-09-13. Diakses tanggal 2018-06-22.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Guyangan menuju Jurnatan
|
Jurnatan–Rembang Lintas utama SJS
|
Asem Mocil menuju Rembang
| ||
Terminus | Juwana–Tayu Lintas cabang SJS
|
Bakaran menuju Tayu
|
6°43′12″S 111°08′40″E / 6.7201302°S 111.1443871°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman